Pages

Rabu, 04 Mei 2011

prilaku tecela




 assalamu'alaikum
Bab 4
prilaku tercelaberikut penjelasan dan macam-macam prilaku tecela.
 A.hasad
  Di antara sifat tercela yang dilarang oleh syara’ adalah hasad, dan
Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk berlindung darinya.
Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh0
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus
pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki"
.( QS. Al-Falaq: 1-5)
Al-Ragib berkata, “Hasad adalah berangan-angan agar nikmat itu hilang
dari orang yang berhak menerimanya, bahkan mungkin angan-angan itu
dibarengi dengan aksi untuk menghilangkan nikmat tersebut1. Dan hasad
ini sebagai sifat bagi makhluk terburuk Allah SWT, yaitu orang-orang
Yahudi, sebgaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran .
(QS. Al-Baqarah: 109)


Allah SWT berfirman:
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran
karunia yang Allah telah berikan kepadanya?. (QS. Al-Nisa’: 54)

menghindari sifat hasad:
1. Belajar dan memahami aqidah islam yang benar, baik tentang keimanan ataupun syari’at
serta mengamalkannya. Kebenaran aqidah merupakan sumber segala perbaikan dan kebaikan.
Hal ini dilakukan dengan terus senantiasa menggali isi kandungan Al Qur’an dan Hadits.

2.Memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam, sehingga faham kalau segala
kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir Allah.
Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap
orang lain, karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan takdir Allah.

3. Meyakini dengan benar dan kokoh bahwa semua kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan
diberikan kepada setiap orang sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak semua
kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik untuknya.

4. Membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan seluruh syari’at islam.

5. Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah dengan cepat
dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang tujuan akhir
kehidupannya adalah akherat yang kekal abadi.

6. Selalu mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia dan akheratnya.

7. Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa
panas melihat saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan dunia.

8. Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim dan mencari teman baik yang mengingat
kan dan menasehatinya.

9.Selalu mengingat kematian dan pembalasan Allah atas kedzoliman dan kerusakan yang di
tumbulkan hasad tersebut.

10. Mengingat keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap nikmat yang Allah anugrahi kepada
orang lain serta kewajiban bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab
semua ini akan menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini
yang akan membawanya kepada sifat iffah dan takwa.
B.Riya
Riya

Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira
 dan memujinya sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa, sedekah,
 dan sebagainya.

Ciri-ciri riya:

Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian
dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik
ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila di
amanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).

Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menye
but-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah: 264]

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalat
nya, yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
C.Zalim
  Arti secara Bahasa

Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan huruf “dho la ma” (ظ ل م ) yang bermaksud gelap.
Di dalam al-Qur’an menggunakan kata zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang
artinya juga sama dengan zalim yaitu melanggar haq orang lain. Namun demikian pengertian
zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu, tergantung kalimat yang disandarkannya.
Kezaliman itu memiliki berbagai bentuk di antaranya adalah syirik.

Kata zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperi
kemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran,
penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat
diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang
keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia, yang seharusnya
menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

Selanjutnya dibeberapa Hadits disebutkan,

1. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Rasulullah SAW pernah mengatakan
bahwa, "Diantara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebut
kan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya."
(Hadits shahih riwayat Ibnu Sirin.)

2. Dari kisah Abu Dzar Al-Ghifari dari Rasulullah SAW sebagaimana ia mendapat wahyu dari
Allah bahwa Allah berfirman: "Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman
atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka jangan
lah kalian saling berlaku zalim." (Hadits riwayat Imam Muslim No.24 dalam buku Arba'in An
Nawawi)

3. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, "Takutlah kalian akan kezhaliman karena
kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat" (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Jabir bin Abdullah.)



Tiga Kategori Utama

1. Zalim dalam kaitannya hubungan kepada Allah, dalam hal ini Syirik. Ini adalah suatu dosa
yang tidak diampuni oleh Allah SWT

2. Zalim terhadap diri sendiri, masih bisa diampuni oleh Allah SWT, bila orang itu bertobat.

3. Zalim terhadap sesama manusia, akan dimintakan pertanggung jawaban di akherat kelak
sesuai tuntutan orang yang dizaliminya, tuntutan itu bisa dihindarkan seandainya orang
yang menzalimi telah meminta maaf dan di maafkan secara ikhlas oleh orang yang dizalimi.



Contoh contoh

1. Zalim dalam hubungannya terhadap Allah SWT (perbuatan ini termasuk dalam dosa Syirik,
merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT) Masuk dalam kategori ini adalah segala
sesuatu yang bersifat tidak mengEsakan Allah, misalnya,

a. Mengambil Tuhan lain selain Allah, misalnya Menyembah Patung, Menyembah Dewa, Menyembah
Manusia yang dianggap sebagai Tuhan, yang ringkasnya menyembah kepada selain Allah.

b.  Menganggap Allah mempunyai Ibu dan Bapak seperti Mahluk lainnya

c. Menyerupakan Allah seperti manusia

Selain yang disebutkan diatas beberapa hal dibawah ini juga dapat di kategorikan sifat
Syirik walupun dalam tingkatan yang lebih rendah,

e. Mempercayai perkataan peramal.

f. dan lain - lain.



2. Zalim terhadap diri sendiri, masuk dalam kategori ini adalah segala sesuatu yang keluar
dari tuntunan Al Qur'an dan Hadit's, misalnya,

a. Bunuh diri, ini kategori Zalim terhadap diri sendiri dan orang lain yang InsyaAllah
tidak dapat diampuni, dikarenakan tidak mempunyai kesempatan untuk bertobat lagi.

b. Homoseksual, perilaku ini jelas jelas sangat dibenci oleh Allah, karena melawan kodrat
yang telah ditetapkan, hal ini tercermin dalam kisah Sodom pada jaman Nabi Luth As.

c. Berlebihan dalam segala sesuatu, misalnya makan berlebihan, belanja berlebihan dan
menyia nyiakan harta. yang intinya adalah menuruti Hawa Nafsu untuk kesenangan diri sendiri.


d. Minum minuman keras, Narkoba, merokok (bila dilakukan sendiri maka hanya termasuk Zalim
terhadap diri sendiri, bila merokok dilakukan dikeramaian maka selain men Zalimi diri sendiri,
ia juga men Zalimi orang lain yang terkena asap rokoknya itu. )

e. dan masih banyak lagi.



3. Zalim terhadap orang lain, masuk dalam kategori ini adalah segala sesuatu yang merugikan
orang lain atau membuat orang lain tidak nyaman, atau membuat orang lain menerima akibat yang
buruk, atau mengambil Hak orang lain, misalnya,

a. Mengobarkan Peperangan, Membunuh, merampok, mencuri, mencopet, memfitnah, berbohong,
sumpah palsu, menipu, mengejek,  Gibah (membicarakan kejelekan orang lain) dll

b. Merusak Lingkungan

c. Merokok dikeramaian

d. Mengambil hak Jalan,

e. dan masih banyak lagi.

D.Diskriminasi
  kata didkriminasi berasal dari bahasa belanda "discriminated"yang artinya pemisahan atau
perbedaan.Sungguh merupakan sesuatu yg jelas & tdk ada perselisihan oleh orang-orang yg
berakal; bahwa tdk mungkin akan berdiri tegak suatu kehidupan insan dg mulia kecuali berada
di bawah perlindungan keamanan yg lengkap & menyeluruh, yg dapat memberikan ketenteraman bagi
seluruh manusia bersamanya; utk dirinya, keluarganya & kehidupannya, & di bawah naungannya
pula dapat memberikan kemantapan dalam memfungsikan potensinya, mengeksplorasi kemampuannya
utk melakukan pembangunan & kreasi, & Allah SWT telah memberikan anugerah ini kepada Quraisy
antara dua kenikmatan; keamanan & kesejahteraan; guna menjelaskan bahwa jika tdk terppenuhi
salah satunya akan mengurangi pentingnya faktor lain, & keduanya saling membutuhkan, Allah
berfirman:

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ . الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

“Maka dari itu, sembahlah Tuhan pemilik rumah ini, yg telah memberikan makan dari rasa lapar
& memberikan keamanan dari rasa takut”.2 (Quraisy:3-4)

Dan nabi Ibrahim AS menyandingkan doa kepada Allah, memohon diwujudkan suasana aman dalam
hidupnya; menafikan kemusyrikan & mewujudkan tauhid

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri
yg aman, & jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala”2.
(Ibrahim:35),

Dan begitupun nabi saw menghubungkan Islam dg keamanan, beliau bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى دِمَائِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ

“Seorang muslim adalah yg mampu menjaga keamanan dari lisan & tangannya, & seorang mukmin
adalah siapa yg mampu memberikan keamanan pd umat manusia dari darahnya & hartanya”.2
(Tirmidzi & beliau menthashihnya)

Dan dalam penjelasan nilai keamanan dalam pertumbuhan ekonomi Allah berfirman:

وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آَمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan mereka berkata: “Jika Kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya Kami akan diusir
dari negeri kami”. & Apakah Kami tdk meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram
(tanah suci) yg aman, yg didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam
(tumbuh- tumbuhan) utk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka
tdk mengetahui”.2 (Al-Qashash:57)

0 komentar:

Posting Komentar